Tiêu đề Scene #005 - Orientation Party IV.pdf ✅

Langit yang cerah membuat Dewa mengusulkan untuk melanjutkan sesi selanjutnya di pantai lalu kembali lagi ke villa, touch up, baru kembali ke pantai lagi untuk melakukan 1 sesi lagi dengan pemandangan sunset. Ide ini diterima oleh semua orang dalam rombongan Afiga. Hanya saja karena Burhan menginginkan Chika untuk dapat mengganti pakaiannya ke sesuatu yang lebih sesuai, terdapat sebuah modifikasi kecil di dalam rencana ini. Mengikuti usulan Burhan, mereka berenam kembali ke villa yang telah mereka sewa terlebih dahulu. - Usulan Om Burhan sangat disyukuri oleh Chika. Satu, teriknya matahari siang ini membuat pakaiannya sedikit kurang nyaman dan panas. Dua, gara-gara ulah Om Tio, celana dalam yang dikenakannya pada saat ini juga basah dan kurang nyaman. Alhasil usulan untuk mengganti pakaian ke sesuatu yang lebih nyaman sangat sejalan dengan keinginannya. Begitu sampai di villa, Chika lantas masuk ke dalam kamarnya di lantai dua untuk beberes dan mengganti pakaiannya. -
- 10 menit kemudian, Chika lantas keluar dari kamarnya dan menemui para petinggi Afiga. Tampil cantik mengenakan sebuah sundress putih bermotif bunga, Chika bahkan sempat membersihkan wajahnya dan melakukan retouch pada make-upnya. Kecantikan Chika yang mengenakan dress pada kesempatan kali sekali lagi membuat para petinggi Afiga termenung memandangnya untuk beberapa detik. Barulah setelah Chika menanyakan kesiapan yang lainnya, mereka semua dengan antusias menjawab Chika. Rombongan Afiga pun berangkat ke pantai terdekat dengan niatan melakukan sesi photoshoot di pantai pada siang hari ini. -
Sesampainya di pantai yang paling dekat dengan villa mereka, Om Burhan langsung menyewa sebuah warung makan terdekat untuk digunakan sebagai tempat mereka bersantai sekaligus meletakkan barang bawaan mereka. Peter dan Dewa lantas segera mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Sementara itu keempat orang lainnya duduk manis meneguk es kelapa muda yang mereka pesan sembari menunggu. Mereka lantas mulai mengobrol. Dilandasi oleh bagaimana nafsu Tio terasa lebih kalem dan rasa penasaran mereka akan sejauh apa Tio bermain dengan Chika di restoran tadi, Burhan dan Anto pun sedikit demi sedikit membawa arah pembicaraan ke topik yang menjurus. - “Kalo lagi diluar gini mending kalo maen keluar di luar sih. Ya ga Cik?”, pancing Om Burhan setelah arah pembicaraan sudah sangat menjurus “Eh? Iya Om. Biar tetep nyaman ya Om”, balas Chika sambil tersenyum “Tadi keluar di luar juga berarti?”, sahut Om Anto “Iyalah bray, susah nanti bersihinnya kalo keluar di dalem”, balas Om Tio kali ini Om Burhan dan Om Anto lantas menatap ke arah Chika yang tersenyum malu. “Quickie ya berarti tadi? Ga cuman pegang-pegang, isep-isep doang”, ucap Om Burhan “Hehehe ga masuk juga sih han, gua cuman gesek-gesek aja”, balas Om Tio “Pulangnya dari sini aku mau masukin ya Cik”, celetuk Om Anto yang sontak membuat para sahabatnya menengok ke arahnya. Bahkan Dewa dan Peter yang dari tadi hanya sibuk mendengarkan juga memalingkan wajahnya. “Boleh Om... apa sih yang engga”, balas Chika sambil tersenyum genit
Balasan Chika membuat kelima-lima petinggi Afiga termasuk Om Anto untuk mengalihkan pandangan mereka ke arahnya. Tak disangkanya bahwa Chika bakal sefrontal ini bahkan di depan mereka sekalipun. Mencium kesempatan untuk bergabung, Om Tio lantas mengekspresikan keinginan yang sama dengan Anto. Dan lagi-lagi Chika menyanggupinya. - Sesaat setelah membuat kaget kelima petinggi Afiga, Chika lantas beranjak ke pantai mengikuti jejak Peter dan Dewa yang cenderung terlihat canggung dengannya. Bagaimana tidak, setelah mendengar bagaimana cara gadis cantik ini menanggapi godaan-godaan sahabat mereka yang bujang, tentu mereka juga tergoda. Meski demikian status mereka sebagai seorang suami membuat mereka berdua tidak sanggup untuk sefrontal itu. Setidaknya itulah yang ada di benak Peter. Benak Dewa yang sudah bermain dengan Chika pagi tadi berkata lain. -