Nội dung text 1148 - #014 Shani - Collateral (Genesis).pdf
Mmmphhh Sebuah desahan muncul dari mulut Gracia meski Shani hanya menyenggol sedikit saja dari area dadanya. Respon aneh Gracia lantas menghentikan langkah Shani tuk masuk ke kamar mandi. "Ge???", tanyanya penuh dengan perhatian "Iya ci??", balas Gracia "Kamu... gpp kan?", tanya Shani ragu "Engga, kenapa emangnya ciciii?", balas Gracia yakin "Kok barusan... udah ga jadi deh, mungkin aku aja yang lagi lelah", jawab Shani sebelum dirinya bergerak masuk ke dalam kamar mandi. - Pakaian Shani ia lepaskan satu per satu, dengan setiap helaian kain yang terjatuh ke lantai, kulit mulus Shani dan badan telanjangnya makin lama makin terungkap. Shani memandang ke cermin, umurnya yang sudah paling senior di sanggar sekarang ini memang ga bisa berbohong. Badannya sekarang sudah betul-betul badan seorang gadis dewasa, tak lagi ada tanda-tanda bahwa dirinya masih bocah. Meski kulitnya mulus dan bersih, putingnya yang dahulu berwarna pink sudah menjadi coklat muda.
Ukuran payudaranya tak banyak berubah dan tergolong sedengan saja, kalah jika dibandingkan dengan kebanyakan anggota sanggar yang sekarang masih aktif. Ia lantas mencuci mukanya lalu berkaca. Meski sudah bersih akan makeup, muka alaminya tetap memancarkan pesonanya. Kecantikan parasnya yang makin lama makin sempurna ini pun selama ini menjadi salah satu nilai jualnya di sanggar. Sayangnya, dengan berjalannya waktu, itupun harus menurun bersamaan dengan adanya muka-muka baru yang masing-masing memiliki kecantikannya sendiri-sendiri. Ini mengapa akhir-akhir ini Shani banyak berpikir akan masa depannya di sanggar. -
- Sambil merenung, Shani beranjak masuk tuk berendam di bathtub. Sebuah nafas lega keluar dari mulut Shani sembari ia menyenderkan punggungnya ke bathtub. Entah sejak kapan tur di kota-kota lain terasa begitu melelahkan. Banyaknya hal yang ia perlu renungi akhir-akhir ini, menyebabkan dirinya tuk merasa jauh lebih lelah dari biasanya dalam beberapa waktu terakhir.
Namun, seberapa lelahpun dirinya, Shani yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Gracia. Semenjak Gracia putus dari pacarnya tanpa membeberkan alasan putusnya ke Shani, kelakuannya jadi cenderung aneh. Apa yang barusan terjadi sebelum dirinya masuk ke kamar mandi juga aneh untuk Shani. Karakter Shani yang berasal dari Jogja membuat dirinya segan tuk bertanya barusan. Akan tetapi, semakin Shani meresapi keanehan Gracia akhir-akhir ini, semakin mantap keyakinannya tuk bertanya, sebagai sahabat Gracia yang paling dekat. - "Ge, kamu beneran ga ada apa-apa?", tanya Shani "Ga ada apa-apa ciii, kenapa sih tanya terus??", balas Gracia bingung "Tadi... waktu kita papasan depan kamar mandi... aku denger kamu ngedesah kecil...", ungkap Shani Gracia hanya diam saja sambil melihat ke arah Shani. "Aku lumayan tahu badanmu Ge... masa kamu sesensitif itu sih sekarang?", imbuh Shani yang melihat Gracia hanya diam saja "Itu kan dulu cii, sebelum kita masing-masing punya pacar", sanggah Gracia ".... Will bikin kamu sesensitif itu? Atau gara-gara kamu beberapa waktu putus jadinya sekarang ga ada yang bantuin ngelepasin?", tanya Shani