PDF Google Drive Downloader v1.1


Báo lỗi sự cố

Nội dung text No Strings Attached (Extras).pdf

No Strings Attached Extra’s! All those hidden stories about Agam and Abel.
1 Kembali ke masa saat Agam dan Abel terpaksa harus berpisah. Kisah cinta mereka banyaknya diceritakan lewat sudut pandang Abel. Lantas, bagaimana dengan Agam? Agam sering sendirian selama mereka berpisah. Ia bekerja dua kali lebih keras dari biasanya dan mencoba menarik Abel dengan menunjukkan jika dirinya sudah berubah. Ia ingin menunjukkan bahwa ia bisa profesional dan ia tak akan buyar konsentrasinya selama bekerja karena hubungan mereka. Agam juga sering cari perhatian dengan mengirimkan berbagai swafotonya kepada Abel. Sayangnya, ia tak mendapat respon. Yang paling parah adalah saat Agam merasa lelah dengan pekerjaannya dan ia tak punya siapa-siapa untuk menenangkannya. Ia juga sangat merindukan Abel sampai hatinya bagai dikoyak-koyak. Agam memutuskan minum malam itu, diberikan sampanye oleh Aidan yang memutuskan untuk menemani Agam. Lelaki malang itu berakhir mendengarkan omelan Agam yang mabuk karena kebanyakan minum. “Kak Aidan ‘kan, udah tahu kalau aku sayang banget sama Kak Abel! Kenapa Kak Aidan nggak bisa bantu cegah Kak Abel ninggalin aku?” marahnya dengan
suara sengau, mata terpejam dan tubuh sempoyongan padahal ia sedang duduk di sofanya. Aidan tak menyahut, memasang raut wajah masam sembari mendengarkan omelan Agam. Ia menuangkan sampanye ke gelasnya, berniat meneguknya, tetapi gelasnya direbut oleh Agam. Lelaki itu langsung menenggak habis sampanyenya, membuat Aidan menahan mengambil kembali gelas dari tangannya. “Heh, gila ya lo!” omel Aidan, diabaikan oleh sang pemuda. “Aku mau Kak Abel!” pekiknya dengan nada kekanakan. “Aku nggak suka jadi aktor kalau nggak ada Kak Abel!” Aidan berdecak. “Lah, kata lo mau ngalahin Aaron! Gimana sih, baru berapa bulan udah hilang semangatnya?” “Aku capek! Aku juga kangen Kak Abel!” rengek Agam, menghempaskan tubuhnya hingga punggungnya menghantam sofa dan ia menendang-nendangkan kakinya sembarangan. Untungnya tidak mengenai meja. “Stop! Udah, woi!” omel Aidan jengkel, mendekat pada Agam yang sudah telanjur mabuk. “Besok-besok, nggak lagi gue kasih sampanye!”
Agam masih tantrum, membuat Aidan menjewernya sekali dan memapahnya ke kamar setelah ia tenang. Agam terlelap setelahnya selama satu jam, tetapi ia terbangun kemudian dalam keadaan masih agak mabuk. Kamarnya gelap, tidak ada suara dan seluruh lampu apartemennya sudah padam. Agam yakin sekali jika Aidan sudah pulang ke rumahnya. Ia merasa kesepian, sangat kesepian. Biasanya jika ia rindu pada Abel, ia bisa menelepon Abel dan mendengar suaranya. Sekarang, ia tak bisa melakukan hal itu. Mengirim pesan saja tidak dibalas. Agam menangis, sedikit tersedu dan memeluk guling erat. Gulingnya empuk dan lembut, tetapi tidak hangat dan wangi seperti Abel. Biasanya, jika Agam memeluk Abel, ia akan mencium aroma deterjen yang mirip dengan yang ia pakai sehari-hari dari pakaian Abel. Juga aroma sampo Abel yang wanginya seperti rosemary. Agam paling suka suhu tubuh Abel yang hangat. Ia juga suka mendengarkan detak jantungnya yang teratur dan menenangkan. Tangis Agam mengencang. Ia meraih ponselnya, mencoba menelepon Abel via video yang tentu saja tidak dijawab. Sudah pukul setengah satu malam, Abel pasti sudah tidur. Agam menangis. Pikirannya kacau sembari

Tài liệu liên quan

x
Báo cáo lỗi download
Nội dung báo cáo



Chất lượng file Download bị lỗi:
Họ tên:
Email:
Bình luận
Trong quá trình tải gặp lỗi, sự cố,.. hoặc có thắc mắc gì vui lòng để lại bình luận dưới đây. Xin cảm ơn.