Nội dung text WWC 2024 - Universitas Indonesia - Depok Cult.pdf
WOW Case Competition 2024 IJO Strategy: Kampanye Gerakan Ramah Lingkungan pada Taraf Kampus Berdampak Luas bagi Masyarakat melalui Pendekatan Quintuple Helix Dirancang Oleh: Depok Cult Pratisara Khansa Yuda Ardiansyah Ellen Christiana H.
Latar Belakang Hipotesis Awal 52,6% 1 Kampus berperan penting dalam mendukung SDGs melalui Green Campus, tetapi dihadapkan pada tantangan untuk memastikan keberlanjutan tanpa terjebak dalam praktik greenwashing Capaian indikator SDGs Indonesia mencapai 62% dari total target yang dapat dievaluasi. Indonesia dianggap paling progresif dalam pencapaian SDGs pada kategori negara dengan pendapatan menengah-atas. Strategi IJO sebagai pendekatan inovatif dan berkelanjutan berbasis quintuple helix agar kampus mengadopsi praktik ramah lingkungan tanpa greenwashing rerata skor tercapai dihitung untuk semua perguruan tinggi di Indonesia yang berpartisipasi dalam UI Green Metrics dari perguruan tinggi (negeri dan swasta) di Indonesia berpartisipasi dalam UI Green Metrics Greenwashing sebagai upaya untuk menarik mahasiswa atau citra positif tanpa melakukan tindakan nyata yang signifikan Optimasi gawai untuk mengurangi carbon footprint Inovasi berupa penerapan gamifikasi berbasis web untuk insentif hijau ‘Gandeng UMKM Hijau’ sebagai program joint collaboration 2.55% Latar Belakang Source: Farisi, I. (2022). Kampus Hijau dan Tanggung Jawab Perguruan Tinggi bagi Keberlanjutan Bumi. https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/09/173832171/kampus-hijau-dan-tanggung-jawab-perguruan-tinggi-bagi-keberlanjutan-bumi?
Membangun kampus yang berkelanjutan secara nyata bukan hanya sebagai pencitraan atau upaya pemasaran (greenwashing), dengan tujuan melibatkan mahasiswa, staf, dan masyarakat untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan serta meningkatkan reputasi universitas. Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman tentang Greenwashing Kurangnya Implementasi Praktis Inisiatif Kampus Hijau Kurangnya edukasi dan sosialisasi tentang greenwashing Ketidakpercayaan publik terhadap klaim kampus hijau karena maraknya greenwashing. Ketidakjelasan kriteria dan standar kampus hijau yang bebas greenwashing. Kurangnya role model kampus hijau yang efektif tanpa greenwashing. Analisis Institusi Web-based Gamification for Green Incentive Dapat menjangkau Strategi web yang luas serta meningkatkan kesadaran dan tindakan lingkungan positif secara signifikan. Keterbatasan sumber daya dan dana untuk mendukung inisiatif kampus hijau. Kurangnya infrastruktur dan teknologi yang mendukung implementasi kampus hijau. Kurangnya koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan di lingkungan kampus. Gadget Optimization to Reduce Carbon Footprint Pendekatan konkret kurangi dampak negatif dengan teknologi informasi dan manajemen energi. ‘Gandeng UMKM Hijau’ as Joint Collaboration Program Kampus gandeng UMKM ramah lingkungan untuk menyediakan makanan dan minuman di kantin. Accuracy Prediction Masyarakat, mahasiswa, dan alumni Berperan penting dalam membentuk citra kampus dan mempengaruhi keberlanjutan lingkungan Analisis Konsumen Dari analisis dan temuan sebelumnya, strategi IJO mempunyai satu pertanyaan besar dengan dua aspek utama yang harus dijawab Analisis: Issue Tree, Consumer, Instutional 2 Universitas Indonesia Telkom University Universitas Diponegoro Memiliki kebijakan Green Campus yang mumpuni. Namun, partisipasi sivitas akademika perlu ditingkatkan Berkomitmen menjadi peringkat 2 selama 4 tahun berturut-turut dalam UI GreenMetric. Namun, terdapat keterbatasan sumber daya. Menduduki peringkat 34 internasional dan 3 nasional dalam UI GreenMetric. Pengelolaan air dapat ditingkatkan. Universitas Gadjah Mada Membentuk satgas Green Campus. Namun, penegakkan peraturan dapat diperkuat
ANALISIS PESTLE ANALISIS SWOT PORTER’S 5 FORCES O T S Analisis makro meliputi PESTLE, SWOT, dan Porter’s 5 Forces diperlukan untuk memetakan proposition yang dimiliki oleh IJO Strategy secara agregat Pendahuluan RISET POLITIC : Stabilitas politik yang kondusif dapat mendukung implementasi inisiatif kampus hijau secara berkelanjutan. SOCIAL : Meningkatnya kesadaran publik dapat menekan peran kampus dalam mengadopsi praktik ramah lingkungan TECHNOLOGY: Meningkatnya kemajuan teknologi inovatif dan terbarukan ECONOMIC : Keterbatasan dana dapat menjadi kendala bagi kampus dalam menjalankan inisiatif kampus hijau LEGAL: Kebijakan legal terkait peraturan terkait lingkungan yang kompleks ENVIRONMENT: Climate change mendorong kampus mengambil langkah proaktif BARGAINING POWER BUYERS : HIGH Demi menjaga keuangan, universitas tidak segan untuk bernegosiasi untuk mendapatkan harga yang lebih murah. BARGAINING POWER SUPPLIER : LOW Banyak pemasok teknologi, produk, dan layanan Green Campus yang tersedia WEAKNESS : Civitas akademika melakukan tindakan yang mendukung kelestarian hanya untuk kepentingan tertentu/ bersifat jangka pendek. STRENGTH : Kampus hijau dapat membantu mengurangi dampak aktivitas negatif lingkungan THREAT : Apatisme masyarakat terhadap isu kelestarian lingkungan dapat menghambat upaya kampus dalam mewujudkan kampus hijau. OPPORTUNITIES : Kampus dapat menjalin kemitraan dengan organisasi lain. COMPETITION RIVALRY : HIGH Universitas dapat membedakan diri dengan menawarkan program Green Campus yang unik dan bernilai tinggi. THREAT OF SUBSTITUTES : LOW Program Green Campus dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi universitas. THREAT OF NEW ENTRANCES : LOW Membangun reputasi dan kredibilitas sebagai pemimpin Green Campus membutuhkan waktu dan usaha. 3 W