PDF Google Drive Downloader v1.1


Báo lỗi sự cố

Nội dung text Scene #004 - Orientation Party III.pdf

Keluar dari kamar mandi di lantai 2 usai membersihkan sekujur badannya, Chika lantas mendengar suara-suara yang baru pertama kali di dengarnya. Dari jumlah suara yang didengarnya, kelima orang yang akan menghabiskan waktu bersamanya pada trip kali ini sepertinya sudah berkumpul. Mengintip dari railing di lantai 2, Chika pun dapat melihat wajah kelima orang yang sudah berkumpul di ruang tengah villa ini. Om Burhan dengan perut buncitnya yang sudah dikenalnya sejak lama. Disebelahnya berdiri seseorang yang kurus dan tinggi, seseorang yang pagi ini sempat bermain dengannya, Om Dewa. Setelah melihat dua wajah yang sudah familiar untuknya, barulah perhatian Chika pun terfokus pada ketiga pria lainnya yang belum dikenalnya. - “Oh ini om Tio”, gumam Chika yang kurang lebih sudah di briefing oleh Raka tentang penampilan petinggi-petinggi Afiga yang akan pergi bersamanya. Kebetulan kelima petinggi Afiga termasuk Om Burhan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Sehingga dengan mudah Chika dapat mengidentifikasi identitas dari pria-pria yang sudah siap untuk menjalankan tugas mereka pada hari ini. Yang pertama yang langsung diidentifikasinya adalah seorang pria keturunan Tionghoa berkulit terang yang kepalanya bersih tanpa rambut. Orang ini berdasarkan briefing Raka adalah Om Tio, Head of Finance Afiga. Perhatian Chika lantas beralih ke orang di sebelah Tio, seseorang dengan kulit sawo matang dengan badan yang terlihat fit. Kumisnya membuat Chika tahu bahwa orang ini adalah Om Anto, Head of Marketing Afiga Lalu tibalah pandangan Chika pada pria terakhir.
“Ini pasti om Peter, Head of Planning”, gumam Chika saat melihat ke sosok pria yang terakhir. Di antara kelima orang yang dilihatnya barusan, kulit pria ini yang paling gelap, badannya yang paling kekar, dan wajahnya paling tampan dan maskulin. - - Usai mengidentifikasi sosok kelima pria yang telah berkumpul di dalam villa yang sama dengannya, Chika pun melangkah turun. Suara langkah kaki Chika lantas membuat obrolan para petinggi Afiga berhenti seketika. Kelima-limanya melihat ke arah tangga untuk mendapati sesosok gadis yang mengenakan polo lengan panjang bergaris hitam dan putih dan rok berwarna putih yang membuat figurnya terlihat anggun dan menggoda meski berpenampilan kasual.
Riasan tipis dan natural yang diaplikasikan Chika pada wajahnya tak lantas membuat wajahnya kurang rupawan. Yang ada justru kecantikan alaminya semakin dapat terlihat oleh kelima orang yang menantinya di ruang tengah. Perhatian kelima petinggi Afiga pun dengan sukses diraih secara langsung oleh Chika. - Chika pun berkenalan secara resmi dengan para petinggi Afiga, selain daripada Om Burhan yang sudah dikenalnya terlebih dahulu. Mereka pun mulai bercengkrama dan mengobrol bersama. “Dari Jakarta ga mandi apa gimana sih kok pake mandi dulu?”, tanya Om Anto “Hehehe iya, flight pagi, gerah jadi sekalian aja Om mandi di sini. Maaf lama ya Om”, balas Chika “Gapapa sih... Kecewanya lebih karena ga diajak aja sebenernya”, goda Om Anto yang dibalas oleh Chika dengan senyum sambil menundukkan kepalanya “Si buaya emang kebiasaan”, ucap Om Tio “Buaya ngomong buaya. Kon kek ga mau ae kalo diajak”, balas Om Anto “Ya jelas mau kalo ditawarin. Dewa sama Peter aja pasti mau ga sih?”, jawab Om Tio, melemparkan pertanyaan yang sama pada Dewa dan Peter yang sama-sama sudah beristri “Apaan sih guys. Sorry ya Cik, kelakuan om-om biasa. Pada suka genit. Don’t worry, kita bakal strictly professional kok”, sahut Om Peter sambil menepuk pundak Chika Burhan, Tio, dan Anto pun saling bertukar tatapan. Dewa menangkap apa yang sedang berlangsung sementara Peter yang memberikan perhatiannya pada Chika melewatkannya. Sambil menggelengkan kepalanya Dewa lantas berpikir bagaimana reaksi Peter saat itu acara kali ini tidak seprofesional yang dia sangka.
- “Tangan lu noh yang pegang-pegang, pake ngatain gua ama Anto”, protes Om Tio “Kalo lo yang pegang udah gw suruh kabur si Chika, kalo Peter mah aman”, ejek Om Dewa “Ya udah deh iya yang udah punya istri. Yakin ga bosen sama yang sama mulu tapi? Mending kayak kita ga sih To, ganti-ganti ga pernah bosen”, jawab Om Tio “Iyo, kon ngomong bener banget. Mending ga ono batasan, iso bebas”, imbuh Om Anto “Udah-udah guys, mending mulai aja ga sih ini shootingnya?”, ucap Om Burhan meredakan suasana sebelum semakin panas. Semua orang yang ada disitu pun setuju dengan saran Om Burhan. - Dikarenakan Chika sudah mengenakan pakaian Afiga, Om Burhan langsung meminta proses photoshoot dimulai tanpa Chika berganti pakaian. Toh hasil jepretan pada hari ini sifatnya percobaan saja. Kalau bagus ya diambil dan digunakan sebagai materi marketing, kalau kurang ya bisa di take ulang. Alhasil proses shooting pun segera berjalan. Dimulai dari dapur hingga ke ruang tamu, Chika berpose mengikuti arahan Om Dewa sebagai photographer sekaligus penanggung design pada kesempatan kali ini. Di waktu yang sama, Peter membantu Dewa dalam perihal lighting, sesuatu yang sudah dilakukannya sebelum Afiga ekspansi sebesar sekarang. - Sementara Dewa dan Peter sibuk melakukan tugasnya, Burhan, Tio, dan Anto yang sedari dulu tidak turut ambil peranan aktif dalam hal foto dan design lantas duduk di ruang tengah dan bercengkrama.

Tài liệu liên quan

x
Báo cáo lỗi download
Nội dung báo cáo



Chất lượng file Download bị lỗi:
Họ tên:
Email:
Bình luận
Trong quá trình tải gặp lỗi, sự cố,.. hoặc có thắc mắc gì vui lòng để lại bình luận dưới đây. Xin cảm ơn.