PDF Google Drive Downloader v1.1


Báo lỗi sự cố

Nội dung text Problem Analysis JPTP 2-5 Agustus 2024..pdf

Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kemenkes 2-5 September 2024 No. Urut Peserta Nama Problem Analysis Uji Kompetensi dalam rangka Seleks Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kemenkes 2-5 September 2024
Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kemenkes 2-5 September 2024 PERMASALAHAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DI INDONESIA Pembangunan kesehatan menjadi kunci dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat secara menyeluruh, pembangunan kesehatan yang berkelanjutan berdampak pada peningkatan signifikan terhadap angka usia harapan hidup, yang menandakan adanya progres positif kesejahteraan masyarakat. Capaian tersebut juga diikuti oleh penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), serta prevalensi stunting. Angka kematian ibu (AKI) telah menurun dari 305 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015 menjadi 189 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2020, angka ini hampir mencapai target RPJMN 2024 sebesar 184 per 100.000 kelahiran hidup. Hal yang sama dapat dilihat pada prevalensi balita pendek dan sangat pendek (stunting) sebesar 21,5% pada 2023 turun dari 30,8% di tahun 2018 serta gizi buruk dan kurang (wasting) 8,5% pada 2023 turun dari 10,2% pada tahun 2018. Meskipun dalam trend menurun, karena jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, angka kematian ibu di Indonesia menduduki peringkat 9 dari 10 negara di ASEAN dan sedangkan kematian anak menduduki peringkat 7 dari 10 negara di ASEAN. Derajat kesehatan masyarakat juga tercermin dari angka kesakitan, baik pada penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global pada SDGs, maupun penyakit yang berpotensi wabah. Walaupun saat ini sudah terjadi pergeseran trend penyakit saat ini adalah penyakit tidak menular, namun penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan kesakitan, kematian, dan kecacatan yang tinggi, sehingga pengendalian penyakit menular masih menjadi bagian dari tujuan SDGs seperti tuberculosis, HIV dan malaria. Data ketiga penyakit tersebut menunjukkan adanya penurunan jumlah angka kesakitan, namun masih menjadi permasalahan kesehatan yang persisten. Kondisi yang persisten menjadi permasalahan sampai saat ini adalah Indonesia masih menjadi negara peringkat ke-2 penderita TBC tertinggi di dunia setelah India dengan proporsi kasus baru sebesar 10% dibandingkan seluruh kasus dunia. Menurut global tuberculosis report tahun 2023, estimasi angka insiden TBC di Indonesia
Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kemenkes 2-5 September 2024 sebesar 385 per 100.000 penduduk, meningkat dari tahun 2022 yaitu sebesar 354 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kematian TBC tahun 2022 sebanyak 49 per 100.000 penduduk. Angka keberhasilan pengobatan pasien Tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2023 masih di angka 86,5% dengan cakupan penemuan kasus 77,5%. Disisi lain diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 540.568 orang dengan jumlah infeksi baru sebanyak 24.276 orang dengan kematian sebanyak 27.374 orang. Kasus HIV positif yang dilaporkan selama 11 tahun terakhir cenderung meningkat. Menurunnya angka kasus pada tahun 2020-2021 disebabkan oleh penerapan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat pandemi sehingga terbatasnya akses masyarakat ke pelayanan kesehatan, deteksi kasus menurun juga akibat tenaga kesehatan pada saat itu lebih banyak membantu pemberian vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat dan ketiadaan operasional dan penjangkauan kasus menjadi terhambat. Jumlah Kasus HIV Positif dan Aids yang Dilaporkan di Indonesia Tahun 2013-2023 Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis di Indonesia Tahun 2013-2023 Cakupan Penemuan Kasus Tuberkulosis di Indonesia Tahun 2013-2023
Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kemenkes 2-5 September 2024 Pada awal tahun 2023, kasus suspek campak meningkat drastis, mulai terjadi penurunan pada bulan April, dan cenderung menurun sampai dengan Desember 2023. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya kondisi ini cukup berbeda, dimana pada tahun 2021 dan 2022 jumlah kasus suspek campak di akhir tahun cenderung meningkat. Penurunan pada akhir tahun 2023 ini disebabkan oleh penemuan kasus dan pelaporan yang kurang optimal. Jumlah Kasus Suspek Campak Per Bulan yang Terjadi di Indonesia Tahun 2013-2023

Tài liệu liên quan

x
Báo cáo lỗi download
Nội dung báo cáo



Chất lượng file Download bị lỗi:
Họ tên:
Email:
Bình luận
Trong quá trình tải gặp lỗi, sự cố,.. hoặc có thắc mắc gì vui lòng để lại bình luận dưới đây. Xin cảm ơn.