PDF Google Drive Downloader v1.1


Báo lỗi sự cố

Nội dung text 1. Udan Dawet Desa Banyuanyar.pdf


ari kejauhan terlihat beberapa kelompok orang mendatangi suatu tempat. Dari arah selatan terlihat sekelompok laki-laki memakai pakaian adat atasan lurik warna coklat serta bawahan jarit warna coklat, yang perempuan memakai pakaian kebaya dan menggendong tenggok yang didalamnya berisi nasi dibuat tumpeng serta nasi yang dibuat bulatan-bulatan (golong dalam Bahasa Jawa) yang berjumlah 4 buah. Dari arah barat terlihat sekelompok laki-laki juga sama memakai pakaian lurik lengkap dengan ikat kepala warna hitam, dan yang perempuan memakai pakaian kebaya warna-warni ada yang merah, hijau, kuning, juga ada yang biru sambal menggendong tenggok juga memakai topi petani. Anak-anak terlihat riang gembira sambil membawa nampan kecil. Terlihat juga arak-arakan anak muda memakai pakaian kejawen lengkap beskap keris dan juga blangkon membawa beberapa tandu. Tandu-tandu tersebut ada yang berisi hasil bumi yaitu, sayur mayur, palawija, padi, singkong, buah- buahan. Ada juga tandu yang diatasnya berisi jajanan pasar snack makan ringan yang diarak mengelilingi kampung terlebih dahulu. Namun ada beberapa arak-arakan tandu oleh para pemuda yang sangat unik dan menarik. Arak-arakan tersebut membawa tandu yang diatasnya terdapat ribuan bungkus minuman dalam plastik yang dihias membentuk kerucut yang lazim dikatakan tumpeng dalam Bahasa Jawa. D 1
Wajah-wajah penuh riang dan bahagia mereka berjalan menuju tempat yang sudah ditentukan. Mereka terus berjalan, hingga berhenti dan berkumpul disuatu tempat yang disitu terdapat mata air yang sangat jernih, serta pemandangan alam yang nan elok nan indah disekitarnya. Mata air tersebut dinamakan dengan Sendang Mande Rejo. Aku terpana melihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Terbersit dalam benak untuk mengetahui legenda keberadaan sendang Mande Rejo. Kudekati sosok sepuh yang masih tampak sehat walau kadang berjalan dengan tertatih- tatih. Beliau adalah bapak Hardi (Hardi 7. , 2022) juru kunci di Sendang Mande Rejo. “Nyuwun sewu pak Hardi kepareng nderek matur, Kados pundi larah- larahipun sendang Mande Rejo menika? (Minta maaf pak Hardi mau bertanya, gimana asal muasal Sendang Mande Rejo ini), Bapak Hardi terdiam sejenak merenung dan memejamkan mata serta berkonsentrasi. Setelah beberapa saat beliau membuka matanya, dengan lirih dia berkata, “Sendang Mande Rejo ini berada di dukuh Dukuh, desa Banyuanyar, kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Sendang Mande Rejo sudah ada sejak zaman dulu kala, ada kemungkinan Sendang Mande Rejo ini sudah ada sejak jaman Majapahit. Karena bekas pahatan batu yang berada di area Sendang Mande Rejo tersebut sama persis dengan bebatuan yang ada di candi-candi peninggalan kerajaan Majapahit. Dikomplek Sendang Mande Rejo terdapat beberapa batu yang diukir menyerupai bentuk-bentuk candi budha yang ada di Indonesia. Bentuk batu tersebut ada yang dibentuk arca, gamelan, artefak serta ada yang berbentuk pipisan (tempat menumbuk rempah-rempah)” 2
Gambar 1. Sendang Mande Rejo Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022 Menurut penuturan dari bapak Hardi, konon pada jaman dahulu di daerah ini terjadi kemarau panjang. Sumber mata air mengering, tumbuh-tumbuhan mengering, ternak banyak yang mati karena kekurangan air. Karena kemarau yang sangat panjang, hal ini menjadi keprihatinan dan kesedihan dari para sesepuh masyakatan sekitar Banyuanyar. Disaat mereka membutuhkan bantuan datanglah Ki Ageng Yosodipuro, Ki Dadung Awuk, Ki Kebo Kanigoro dan Ki Kebo Kenongo, mereka ingin membantu masyarakat desa Banyuanyar untuk mendapatkan air. Mereka berdoa bertapa selama berhari- hari memohon kepada Tuhan yang Maha Esa, akhirnya mereka mendapatkan wangsit bahwa mereka harus mengadakan suatu 3

Tài liệu liên quan

x
Báo cáo lỗi download
Nội dung báo cáo



Chất lượng file Download bị lỗi:
Họ tên:
Email:
Bình luận
Trong quá trình tải gặp lỗi, sự cố,.. hoặc có thắc mắc gì vui lòng để lại bình luận dưới đây. Xin cảm ơn.