PDF Google Drive Downloader v1.1


Báo lỗi sự cố

Nội dung text id-split-plot.pdf

© 2022 – Ade Setiawan: https://www.smartstat.info | Rancangan Split-Plot 159 RANCANGAN SPLIT-PLOT Pendahuluan Pada pembahasan sebelumnya tentang beberapa jenis rancangan lingkungan untuk mengendalikan galat percobaan, kita hanya dihadapkan pada satu tipe Satuan Percobaan untuk semua perlakuan dan satu proses pengacakan untuk menempatkan perlakuan ke dalam satuan percobaan. Namun demikian, dalam percobaan faktorial terkadang kita dihadapkan pada situasi lain di mana terdapat beberapa tipe satuan percobaan dan taraf dari faktor-faktor percobaan ditempatkan secara berurutan serta prosedur pengacakannya pun dilakukan secara terpisah. Misalnya, dari kedua faktor yang kita coba, kita buat ukuran petak satuan percobaan yang ukurannya lebih besar untuk salah satu faktornya, kemudian untuk masing-masing petak tersebut kita bagi lagi menjadi beberapa petak dengan ukuran lebih kecil yang merupakan satuan percobaan untuk taraf faktor keduanya. Prosedur ini tiada lain merupakan prinsip dari percobaan Split-Plot. Petak satuan percobaan yang ukurannya lebih besar dan di dalamnya terdapat anak petak dinamakan dengan Petak Utama (Main Plot), sedangkan petak satuan percobaan kedua yang ukurannya lebih kecil dan ditempatkan secara acak pada Petak Utama dinamakan anak petak (Sub Plot). Dengan demikian, percobaan Split-plot merupakan superimpose dari dua jenis satuan percobaan di mana rancangan lingkungan untuk keduanya bisa sama ataupun berbeda. Satuan percobaan untuk petak utama bisa dirancang dengan rancangan dasar RAL, RAKL, dan RBSL. Demikian juga, satuan percobaan anak petak bisa dirancang dengan ketiga rancangan dasar tersebut. Kombinasi rancangan yang sering digunakan di bidang pertanian adalah RAKL baik untuk petak utama maupun anak petaknya. Pada uraian selanjutnya, hanya dibahas rancangan RAKL untuk rancangan dasar anak petaknya. Dalam rancangan Split-plot, tidak hanya ukuran dan derajat ketepatan untuk kedua faktor yang berbeda, namun di sini kita dihadapkan juga pada dua satuan percobaan yang berbeda sehingga perbandingan keragaman galat percobaannya pun berbeda. Pada rancangan RPT, pengukuran pengaruh faktor utama dikorbankan, sebaliknya pengaruh faktor anak petak dan interaksi anak petak dengan petak utama lebih tepat dibandingkan dengan rancangan kelompok lengkap biasa. Beberapa alasan pemilihan rancangan RPT adalah sebagai berikut: 1. Derajat Ketepatan ▪ Misalnya suatu penelitian ditujukan untuk menilai 10 varietas kedelai dengan tiga taraf/level pemupukan dalam suatu percobaan faktorial 10 x 3, apabila si peneliti mengharapkan ketepatan lebih tinggi bagi perbandingan varietas kedelai daripada untuk respons pemupukan. Dengan demikian, si peneliti akan membuat varietas sebagai faktor anak petak dan pemupukan sebagai faktor petak utama. ▪ Akan tetapi, seorang agronomis yang mempelajari respons pemupukan 10 varietas kedelai yang dikembangkan oleh si peneliti mungkin akan menginginkan ketepatan yang lebih tinggi
© 2022 – Ade Setiawan: https://www.smartstat.info | Rancangan Split-Plot 160 untuk respons pemupukan daripada untuk varietas, dan akan menempatkan varietas pada petak utama dan pemupukan pada anak petak. 2. Ukuran Nisbi Mengenai Pengaruh Utama ▪ Dari informasi sebelumnya, diketahui adanya perbedaan respons yang lebih besar di antara beberapa taraf dari faktor tertentu dibandingkan beberapa taraf yang lain. Kombinasi perlakuan dari faktor yang menimbulkan perbedaan respons yang besar dapat diperlakukan secara acak pada petak utama (Steel dan Torrie, 1991). ▪ Satu faktor lebih dipentingkan dari faktor yang lain. Apabila pengaruh utama salah satu faktor diharapkan lebih besar dan lebih mudah dilihat daripada faktor lainnya, maka salah satu faktor tersebut dapat ditempatkan sebagai petak utama, dan faktor yang lain sebagai anak petak (Gomez & Gomez, 1995). Faktor yang dipentingkan ini mungkin merupakan penemuan baru atau cara-cara baru atau sebab lain, sehingga satu faktor mendapat perhatian yang lebih dari faktor lainnya. Adapun faktor yang kurang dipentingkan bisa disebabkan karena faktor tersebut telah mempunyai informasi cukup banyak atau telah dilakukan percobaan yang berulang-ulang. ▪ Misalnya kita ingin meneliti jarak tanam pada beberapa varietas tanaman. Dari percobaan- percobaan terdahulu sudah diketahui informasi tentang varietas tersebut antara lain potensi produksinya. Sedangkan dalam percobaan ini ingin diketahui lebih mendalam tentang pengaruh jarak tanam pada beberapa varietas tersebut, maka dalam percobaan semacam ini digunakan RPT. Varietas diperlakukan sebagai faktor petak utama (main plot faktor), sedangkan jarak tanam diperlakukan sebagai faktor anak petak (sub plot faktor), karena mengharapkan pengaruh perlakuan jarak tanam lebih besar daripada faktor perlakuan varietas. ▪ Contoh kasus lain misalnya pada permulaan tahun 1984 ditemukan zat Hidrazil yang dapat meningkatkan produksi tanaman. Sudah pasti hal mengenai Hidrazil agak terbatas jika dibandingkan dengan pupuk Rustica yang sudah dikenal. Apabila percobaan dilakukan menggunakan materi Hidrazil dan Rustica, maka dengan sendirinya faktor Hidrazil lebih dipentingkan dibandingkan dengan faktor Rustica. 3. Praktik Pengelolaan ▪ Penempatan perlakuan sebagai petak utama dilakukan berdasarkan pertimbangan praktis di lapangan, misalnya satu faktor memerlukan petak yang luas dan sukar sekali dilakukan pada petak yang kecil, misalnya: • Pembajakan lahan (pengolahan tanah dengan bajak atau traktor), sedangkan faktor- faktor lain seperti pemupukan, jarak tanam, penyemprotan, tinggi genangan dan lainnya dapat dilakukan pada petak kecil. Dalam pelaksanaan percobaan, pembajakan lahan dilakukan terlebih dahulu, baru selanjutnya dibuat petak-petak yang lebih kecil untuk faktor yang lain. Dalam hal ini petak yang luas (faktor pembajakan) seolah-olah kurang dipentingkan sedangkan petak yang kecil (pemupukan dll.) merupakan faktor yang dipentingkan. • Dalam suatu percobaan untuk menilai penampilan beberapa varietas padi dengan berbagai taraf pemupukan, si peneliti mungkin menempatkan petak utama untuk pemupukan guna memperkecil keperluan pemisahan petakan yang memerlukan taraf pemupukan yang berbeda.
© 2022 – Ade Setiawan: https://www.smartstat.info | Rancangan Split-Plot 161 4. Rancangan ini dapat digunakan bila suatu faktor lain ditambahkan dalam percobaan. ▪ Misalnya pengaruh membandingkan beberapa fungisida sebagai pelindung terhadap serangan penyakit karat daun, sekaligus digunakan beberapa varietas yang diketahui berbeda resistensinya terhadap penyakit tersebut, dalam hal ini varietas dijadikan sebagai petak utama (mainplot) dan fungisida dalam anak petak (subplot) (Steel dan Torrie, 1991). 5. Suatu percobaan menggunakan waktu/tempat sebagai faktor utama atau beberapa percobaan yang persis sama dilakukan dalam beberapa waktu/tempat yang berbeda. ▪ Percobaan ini sering disebut percobaan terpisah terhadap waktu (Split in Time) atau percobaan terpisah terhadap tempat (Split in Space). ▪ Dengan demikian waktu/tempat dapat dianggap sebagai faktor/perlakuan yang kurang dipentingkan, sedangkan faktor/perlakuan yang lain dianggap sebagai faktor/perlakuan yang dipentingkan. ▪ Faktor yang kurang dipentingkan disebut dengan faktor utama (main faktor) atau perlakuan utama (main treatment) sedangkan faktor yang dipentingkan disebut faktor tambahan (sub faktor) atau perlakuan tambahan (sub treatment). Untuk pembicaraan selanjutnya, faktor yang kurang dipentingkan diberi simbol A (faktor A) dengan taraf-tarafnya, sedangkan faktor yang dipentingkan diberi simbol B (faktor B) dengan taraf-tarafnya. Demikian seterusnya bila menggunakan lebih dari dua faktor atau diberi simbol yang sesuai dengan perlakuan yang dicobakan. Kerugian dari rancangan Split-plot adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh utama dari petak utama diduga dengan tingkat ketelitian yang lebih rendah dibandingkan pengaruh interaksi dan pengaruh utama dari anak petaknya. Sehingga analisis ini tidak disarankan untuk percobaan yang membutuhkan tingkat ketepatan pendugaan yang sama antar dua faktor 2. Analisis lebih kompleks dibandingkan rancangan faktorial terutama jika diterapkan dalam RAKL. Walaupun teknik komputer merupakan solusinya namun interpretasi dari output tidak mudah. Pengacakan dan Tata Letak Percobaan RPT Percobaan RPT bisa digunakan baik di laboratorium, rumah kaca, maupun di lapangan. Satuan percobaan untuk petak utama dan anak petaknya bisa dirancang dengan kombinasi rancangan dasar RAL, RAKL, dan RBSL. Prosedur pengacakan dilakukan 2 tahap, yaitu pengacakan pada petak utama, kemudian dilanjutkan dengan pengacakan pada anak petak. Di sini, hanya akan dibahas proses pengacakan dan tata letak RPT dengan rancangan dasar petak utamanya RAL, RAK, dan RBSL, sedangkan rancangan dasar untuk anak petaknya sama, yaitu RAK. RAL Pada percobaan ini, RAL ditujukan pada tata letak dari faktor utamanya, artinya petak faktor utama dirancang secara acak lengkap, kemudian petak utama ini dibagi (displit) menjadi plot-plot faktor tambahan yang letaknya diacak dalam petak faktor utama. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh suatu percobaan faktorial untuk menyelidiki pengaruh A sebagai faktor yang kurang dipentingkan (Petak Utama) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu a1, a2 dan a3. Faktor kedua adalah B yang merupakan
© 2022 – Ade Setiawan: https://www.smartstat.info | Rancangan Split-Plot 162 faktor yang lebih dipentingkan (anak petak) berupa varietas yang terdiri dari dua varietas (2 taraf), yaitu b1, dan b2. Percobaan diulang sebanyak tiga kali. Dengan demikian, rancangan perlakuannya: Faktor A : 3 taraf Faktor B : 2 taraf Ulangan : 3 kali. Prosedur pengacakan dan tata letak percobaan Split-plot dengan rancangan dasar RAL pada petak utamanya adalah sebagai berikut: Langkah ke-1: Bagi area percobaan menjadi rxb satuan percobaan, sesuai dengan taraf Faktor A dan banyaknya ulangan. Pada kasus ini dibagi menjadi 3x3=9 petak. Langkah ke-2. Lakukan Pengacakan Petak Utama secara serempak. Pada kasus ini, pengacakan untuk penempatan faktor A dilakukan secara serempak pada 9 petak. Prosedur pengacakan bisa dilihat kembali pada pembahasan pengacakan pada RAL. Misalkan, dari proses pengacakan tersebut kita mendapatkan hasil sebagai berikut: a2 a3 a2 a1 a2 a3 a1 a1 a3 Langkah ke-3. Bagilah setiap petak utama di atas menjadi b petak, sesuai dengan taraf Faktor B. Pada kasus ini, setiap petak utama dibagi menjadi 2 petak. Selanjutnya, lakukan Pengacakan Anak Petak pada setiap petak utama secara terpisah dan bebas. Dengan demikian terdapat 9 kali proses pengacakan secara terpisah dan bebas. Misalnya hasil pengacakan adalah sebagai berikut: a2b2 a3b1 a2b2 a1b2 a2b1 a3b1 a1b2 a1b2 a3b2 a2b1 a3b2 a2b1 a1b1 a2b2 a3b2 a1b1 a1b1 a3b1 Gambar 15. Contoh penataan Rancangan Split Plot dengan menggunakan rancangan dasar RAL RAK Prosedur pengacakan petak utama pada rancangan RPT dengan rancangan dasar RAK sama dengan prosedur pengacakan RAK. Hanya saja, pada RPT dilanjutkan dengan pengacakan untuk penempatan anak petak pada setiap petak utamanya. Untuk memudahkan pemahaman proses pengacakan dan tata letak RPT dengan rancangan dasar RAK pada petak utamanya, di sini diambil kembali contoh kasus yang sama seperti pada kasus RAL di atas. Misalkan Faktor A terdiri dari 3 taraf dan Faktor B 2 taraf diulang 3 kali. Rancangan perlakuannya: Faktor A : 3 taraf Faktor B : 2 taraf Kelompok : 3 kelompok

Tài liệu liên quan

x
Báo cáo lỗi download
Nội dung báo cáo



Chất lượng file Download bị lỗi:
Họ tên:
Email:
Bình luận
Trong quá trình tải gặp lỗi, sự cố,.. hoặc có thắc mắc gì vui lòng để lại bình luận dưới đây. Xin cảm ơn.