PDF Google Drive Downloader v1.1


Report a problem

Content text Part 9.docx



Tepat saat Dima hendak beranjak, tangan Greesel meraihnya, menahan kuat lengan kemeja Dima yang telah digulung sesiku, diremas kuat sampai tangannya sedikit bergetar. “Jangan pergi…” “Please…” Suaranya begitu sengau. Pundaknya mulai bergetar. Dima meraih tangan kecil yang meremas lengan kemejanya, mengusap pelan dengan ibu jarinya. “Iya. Gue gak akan pergi,” ucapnya, lirih. Dima perlahan berlutut di hadapan Greesel, meraih handuk yang telah lucut dari tubuhnya. “Tutupin badan lo. Dingin.” *** Greesel tengah duduk di kursi, meringkuk dengan kedua kakinya dipeluk erat. Di tangannya sedang menggenggam gelas kertas yang berisi coklat panas. Matanya sembab. Ujung hidungnya masih kemerahan. Sesenggukannya kadang terdengar. “Jadi, ini semua karena utang orang tua lo?” tanya Dima setelah duduk di kursi samping Greesel. Ia meletakkan sekotak kentang goreng dan nugget dari restoran fastfood berlogo M kuning di kotaknya. “Emang ada surat dari notaris yang menyatakan kalo orang tua lo meninggal terus hutang-hutangnya dilimpahin ke elo semua gitu?” Greesel menggeleng kecil, lalu menatap Dima dengan nanar. “Itu kesalahan gue,” katanya. “Gue waktu itu panik karena didatengin debt collector. Gue bilang ke mereka bakal ngelunasin secepetnya. Terus… gue jual mobil.” “Mobil atas nama orang tua lo?” Greesel mengangguk kecil. “Oke. Sampe sini gue paham,” sambung Dima. “Sisa berapa?” “Sekitar delapan milyar.” Sontak mata Dima membulat sempurna. “Belum pinjol yang gue pake buat bertahan hidup.” Greesel menunduk, mendekap lebih kuat kedua kakinya. “Gue ngelakuin ini cuma cukup buat bayar pinjol sama bunga utang delapan milyar itu.”

Related document

x
Report download errors
Report content



Download file quality is faulty:
Full name:
Email:
Comment
If you encounter an error, problem, .. or have any questions during the download process, please leave a comment below. Thank you.