Content text KAMI.006_Pasca_Nostalgia.pdf
Hasil dari obrolan di ruang makan membuat Kathrina, Ashel, Marsha, dan Indah menghidupi kembali jejak-jejak masa lalu mereka dan bernostalgia. Kathrina yang kehilangan keperawanannya akibat ulah dari Fabian, teman kakaknya dan orang yang dipercaya oleh keluarganya sendiri. Ashel yang kehilangan keperawanannya oleh sebab nafsu dan birahinya yang terpancing oleh sosok Raffi yang maskulin. Marsha yang tanpa sadar kehilangan keperawanannya berkat nafsu kokonya sendiri yang tak terbendung sampai beberapa bulan setelah kejadian. Serta Indah yang kehilangan keperawanannya atas dasar cintanya pada pacarnya, Edo, yang sudah lama ada dalam hidupnya. Merasakan nostalgia yang pahit dan manis sesuai dengan memorinya masing-masing, keempat gadis di dalam kamarnya tidak lantas langsung tidur. - “Malem Ki” “Lagi sibuk apa?” “Lo kuliah di Bandung kan ya?” “Kalo besok malem kosong, mau ketemuan ga?” “Kabarin secepetnya ya” “Kangen” Sebuah rangkaian pesan lantas dikirimkan oleh Ashel kepada Oki, salah satu mantan sekaligus FWBnya yang ia ketahui berkuliah di Bandung. Ting! Tak lama berselang sebuah notifikasi pesan masuk berbunyi.
Didorong oleh nafsunya, dengan penuh semangat Ashel lantas bertukar pesan dengan Oki di atas kasurnya. -
- Di sebelah kamar Ashel, Indah juga membuka hpnya. Tuttt... tutt... tutt... “Malem sayang” Suara manis seorang pria lantas mengangkat video call dari Indah. Pemilik suara tersebut siapa lagi jika bukan Edo, pacarnya. - “Do... Temenin bobo...”, ucap Indah pelan sambil menatap wajah Edo yang tengah tiduran di atas kasurnya Edo yang juga tengah menatap wajah Indah lantas mendapati betapa sensual dan seksinya raut wajah Indah pada saat ini. Pacar sekaligus sahabatnya itu terlihat... sange. Menyadari apa yang terlintas di benaknya, Edo sontak beranjak bangun dan duduk di atas kasurnya lalu membuka mulutnya. “Siap Da... kangen ya sama aku?”, goda Edo “Kangen banget. Kamu kapan maen? Katanya mau maen begitu aku sama yang lainnya selesai pindahan?”, tanya Indah “Emm paling cepet bulan depan si Da. Lagi sibuk” “Sesibuk itu sampe ga kangen pacar?”, ucap Indah sambil cemberut “Kangen dong Da. Kangen banget sama pacarku satu ini yang cantiknya... duh ga ketolong”, gombal Edo “Buruan ke sini ya sayang... Udara dingin disini bikin aku sering pengen sendiri”, ucap Indah apa adanya yang membuat Edo tertegun diam.
- Memang benar apa yang terlintas di benaknya dari awal telepon tadi. Pacarnya satu ini memang tengah sange. “Ehem... siap nanti aku kesana terus kita main ya Da. Ga boleh dibiarin lama-lama itu kepengennya. Sayang kalo ga dimanfaatin”, ucap Edo nakal. Semenjak Edo rutin berhubungan badan dengan Indah, perihal senggama semakin lama semakin terasa lumrah dan bahkan menjadi sebuah kebutuhan untuknya juga. “Asyik. Buruan yah sayang... Aku horny... butuh dipuasin... terus...”, ucap Indah “Terus???”, balas Edo penasaran Kamera Indah lantas berpaling dari wajahnya ke arah dadanya. Di luar perkiraan Edo, Indah telah mengangkat kaos tidur yang ia kenakan dan tengah memainkan putingnya sendiri. “Emphhhh terus masa ini dianggurin terus?”, goda Indah “Aduh Da... kamu tau banget kalo aku bakal sange kalo ngeliat kamu kayak gini kan?”, ucap Edo “Yang bener? Coba tunjukkin”, pancing Indah Edo lantas membawa kamera depan hpnya mengarah ke selangkangannya sebelum membuka celananya dan menunjukkan penisnya yang sudah mengeras. “Hehehe beneran dong... Duh... Pingin jilat...”, ucap Indah sebelum membuka mulutnya lalu menjulurkan lidahnya keluar Melihat ulah pacarnya itu, penis Edo pun mengedut sendiri dalam kondisinya yang sudah tegang maksimal. - “Da...”, ucap Edo, mengembalikan angle kamera hpnya ke arah wajahnya