Content text [CG] Try Out Flexi - MEGA TO Vol. 1 2024_Pengetahuan dan Pemahaman Umum - Pembahasan.pdf
(1) Kekerasan yang terjadi di dalam hubungan percintaan tidak hanya berbentuk kekerasan fisik, tetapi juga mental. (2) Salah satu contoh kekerasan mental yang umum ditemukan adalah gaslighting, yaitu suatu bentuk manipulasi yang bertujuan untuk menjatuhkan mental korban. (3) Gaslighting biasanya dilakukan pelaku (gaslighter) melalui beberapa cara, seperti menuduh korban memiliki ingatan yang salah, mengatakan bahwa korban overthinking atau overreacting, berpura-pura tidak memahami perkataan korban, dan berpura-pura lupa terhadap peristiwa/masalah tertentu yang sedang dipertanyakan korban. (4) Lama-kelamaan, korban gaslighting menjadi ragu terhadap dirinya sendiri, krisis kepercayaan diri, bahkan menganggap dirinya gila. (5) Dalam hubungan percintaan, gaslighting biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki peran dominan dalam hubungan, baik laki-laki maupun perempuan. (6) Gaslighter umumnya melakukan gaslighting untuk memegang kontrol dan kuasa dalam hubungannya. (7) Mereka menyukai situasi ketika mereka sedang berada pada posisi yang lebih tinggi daripada orang lain, termasuk pasangannya. (8) Oleh sebab itu, gaslighter sering kali diduga memiliki gangguan mental tertentu, seperti narsistik dan antisosial. Kelompok kata ragu terhadap dirinya sendiri, krisis kepercayaan diri, bahkan menganggap dirinya gila pada kalimat (4) akan menjadi benar apabila susunannya .... a.ragu terhadap dirinya sendiri, krisis kepercayaan diri, bahkan gila b.merasa ragu terhadap dirinya sendiri, krisis kepercayaan diri, bahkan menganggap dirinya gila c.ragu terhadap dirinya sendiri, mengalami krisis kepercayaan diri, bahkan menganggap dirinya gila d.merasa ragu terhadap dirinya sendiri, mengalami krisis kepercayaan diri, bahkan menganggap dirinya gila e.mengalami ragu terhadap dirinya sendiri, mengalami krisis kepercayaan diri, bahkan mengalami gila pada dirinya Pembahasan Kalimat (4) berbunyi Lama-kelamaan, korban gaslighting menjadi ragu terhadap dirinya sendiri, krisis kepercayaan diri, bahkan menganggap dirinya gila.Sesuai dengan kalimat (4), ada beberapa hal yang terjadi pada korban gaslighting, yaitu sebagai berikut. ragu terhadap dirinya sendiri >> adjektiva dengan perluasan frasa preposisional krisis kepercayaan diri >> frasa nominal menganggap dirinya gila >> frasa verbal Kalimat (4) merupakan kalimat majemuk bertingkat. Jika ketiga dampak gaslighting tersebut kita pisahkan, kita akan mendapatkan tiga kalimat tunggal sebagai berikut. 1. korban gaslighting (S) menjadi (P) ragu (Pel.) terhadap dirinya sendiri (K). 2. korban gaslighting (S) (menjadi) (P) krisis kepercayaan diri (Pel.). 3. korban gaslighting (S) menganggap (P) dirinya (O) gila (Pel.). Perhatikanlah pola kalimat tunggal (2). Tanpa adanya verba pada rincian kedua, predikat pada kalimat tunggal (2) akan dianggap sama dengan predikat pada kalimat tunggal (1). Akibatnya, kalimat tunggal (2) tersebut terlihat tidak berterima. Perbaikan yang tepat adalah dengan menambahkan verba baru sebelum kata krisis agar setiap kalimat tunggal tersusun atas frasa verbal dengan tiga predikat yang berbeda.Perbaikannya adalah sebagai berikut. Lama-kelamaan, korban gaslighting menjadi ragu terhadap dirinya sendiri, mengalami krisis kepercayaan diri, bahkan menganggap dirinya gila. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah C. 3. Teks ini digunakan untuk menjawab soal berikut. (1) Kekerasan yang terjadi di dalam hubungan percintaan tidak hanya berbentuk kekerasan fisik, tetapi juga mental. (2) Salah satu contoh kekerasan mental yang umum ditemukan adalah gaslighting, yaitu suatu bentuk manipulasi yang bertujuan untuk menjatuhkan mental korban. (3) Gaslighting biasanya dilakukan pelaku
(gaslighter) melalui beberapa cara, seperti menuduh korban memiliki ingatan yang salah, mengatakan bahwa korban overthinking atau overreacting, berpura-pura tidak memahami perkataan korban, dan berpura-pura lupa terhadap peristiwa/masalah tertentu yang sedang dipertanyakan korban. (4) Lama-kelamaan, korban gaslighting menjadi ragu terhadap dirinya sendiri, krisis kepercayaan diri, bahkan menganggap dirinya gila. (5) Dalam hubungan percintaan, gaslighting biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki peran dominan dalam hubungan, baik laki-laki maupun perempuan. (6) Gaslighter umumnya melakukan gaslighting untuk memegang kontrol dan kuasa dalam hubungannya. (7) Mereka menyukai situasi ketika mereka sedang berada pada posisi yang lebih tinggi daripada orang lain, termasuk pasangannya. (8) Oleh sebab itu, gaslighter sering kali diduga memiliki gangguan mental tertentu, seperti narsistik dan antisosial. Jika dikaitkan dengan paragraf 1, paragraf 2 berfungsi untuk .... a.membuktikan informasi yang telah disampaikan pada paragraf 1 b.menyampaikan gagasan yang bertentangan dengan paragraf 1 c.menyimpulkan informasi yang telah dijelaskan pada paragraf 1 d.menjelaskan gagasan utama yang berbeda dengan paragraf 1 e.memperkuat informasi yang telah dibahas dalam paragraf 1 Pembahasan Soal menanyakan fungsi paragraf 2 jika dikaitkan dengan paragraf 1. Setiap paragraf pada teks teks harus disusun secara padu agar tujuannya dapat diterima dan dipahami pembaca dengan tepat.Oleh sebab itu, setiap paragraf dalam teks harus saling berkaitan.Untuk mengetahui fungsi dan keterkaitan antarparagraf, kita perlu memahami gagasan utama dari setiap paragraf terlebih dahulu. Teks tersebut terdiri atas dua paragraf. Paragraf 1 dalam teks tersebut membahas gaslighting secara umum. Sementara itu, paragraf 2 membahas penyebab gaslighter melakukan gaslighting. Dari kedua informasi tersebut, kita dapat memahami bahwa teks berjenis eksposisi, yaitu teks yang bertujuan memaparkan atau menjelaskan suatu fenomena. Lalu, berdasarkan hubungan informasi tersebut, kita dapat melihat bahwa paragraf 2 masih membahas informasi yang sama dengan paragraf 1, yaitu gaslighting, meskipun hal yang dibahas berbeda. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa paragraf 2 berfungsi untuk menjelaskan gagasan utama yang berbeda dengan paragraf 1. Opsi A dan E tidak tepat karena tujuan membuktikan dan memperkuat ada pada teks argumentasi, sedangkan teks tersebut berjenis ekposisi. Opsi B tidak tepat karena paragraf 2 tidak mengandung informasi yang menentang paragraf 2. Opsi C tidak tepat karena paragraf 2 tidak memberikan kesimpulan teks. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah D. 4. Teks ini digunakan untuk menjawab soal berikut. (1) Kekerasan yang terjadi di dalam hubungan percintaan tidak hanya berbentuk kekerasan fisik, tetapi juga mental. (2) Salah satu contoh kekerasan mental yang umum ditemukan adalah gaslighting, yaitu suatu bentuk manipulasi yang bertujuan untuk menjatuhkan mental korban. (3) Gaslighting biasanya dilakukan pelaku (gaslighter) melalui beberapa cara, seperti menuduh korban memiliki ingatan yang salah, mengatakan bahwa korban overthinking atau overreacting, berpura-pura tidak memahami perkataan korban, dan berpura-pura lupa terhadap peristiwa/masalah tertentu yang sedang dipertanyakan korban. (4) Lama-kelamaan, korban gaslighting menjadi ragu terhadap dirinya sendiri, krisis kepercayaan diri, bahkan menganggap dirinya gila. (5) Dalam hubungan percintaan, gaslighting biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki peran dominan dalam hubungan, baik laki-laki maupun perempuan. (6) Gaslighter umumnya melakukan gaslighting untuk memegang kontrol dan kuasa dalam hubungannya. (7) Mereka menyukai situasi ketika mereka sedang berada pada posisi yang lebih tinggi daripada orang lain, termasuk pasangannya. (8) Oleh sebab itu, gaslighter sering kali diduga memiliki gangguan mental tertentu, seperti narsistik dan antisosial.
Frasa yang memiliki pola makna yang sama dengan frasa kehidupan abadi adalah .... a. kekerasan fisik (kalimat 1) b. kepercayaan diri (kalimat 4) c.peran dominan (kalimat 5) d.hubungan percintaan (kalimat 5) e.gangguan mental (kalimat 8) Pembahasan Soal berkaitan dengan pola makna frasa. Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Setiap frasa memiliki pola dan maknanya masing-masing. Pola frasa ditentukan oleh kelas kata dari kata-kata pembentuknya, sedangkan makna frasa ditentukan oleh makna kata-kata pembentuknya. Frasa kehidupan abadi terbentuk dari kata-kata berikut. Kata 1: kehidupan yang merupakan nomina (kata benda) Kata 2:abadi yang merupakan adjektiva (kata sifat) Berdasarkan kelas kata pembentuknya, pola frasa tersebut adalah nomina-adjektiva. Inti frasa tersebut adalah kata kehidupan, sedangkan abadi merupakan pewatas (sesuatu yang digunakan untuk membatasi). Frasa tersebut berjenis frasa nominal yang bermakna ‘kehidupan yang abadi’. Jadi, pola makna dari frasa tersebut adalah kata 1 yang kata 2. Frasa yang berpola makna sama dengan frasa kehidupan abadi adalah frasa peran dominan yang ada pada kalimat 5. Frasa tersebut memiliki pola makna sebagai berikut. Kata pembentuk:peran (nomina) dan dominan (adjektiva) Pola frasa:nomina-adjektiva Makna frasa: ‘peran yang dominan’ Pola makna frasa: kata 1 yang kata 2 Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah C. 5. Teks ini digunakan untuk menjawab soal berikut. (1) Indonesia memiliki berbagai makanan daerah yang bersifat unik, baik dari segi nama, rasa, bahan baku yang digunakan, hingga proses pembuatannya. (2) Salah satunya nasi kentut yang berasal dari Medan, Sumatra Utara. (3) Setelah mendengar namanya, orang-orang mungkin akan menjadi ragu atau takut untuk memakan makanan ini. (4) Namun, mereka mungkin akan berubah pikiran setelah melihat tampilan makanannya dan mencicipinya. (5) Hal ini terjadi karena nasi kentut ini sebenarnya hanyalah nasi dan berbagai jenis lauk, seperti telur, ikan teri, sayuran, dan kerupuk, yang dicampur dengan daun kentut atau sembukan dan dimasak secara bersamaan. (6) Tumbuhan kentut (Paederia foetida) sendiri merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia, terutama Sumatra, Kalimantan, Jawa, Madura, Bali, dan Sulawesi. (7) Tumbuhan kentut sering dianggap sebagai tumbuhan liar karena banyak ditemukan di semak belukar atau lapangan terbuka. (8) Orang Sumatra menyebutnya sebagai tumbuhan kentut karena daunnya mengeluarkan aroma yang tidak sedap, seperti kentut. (9) Ketika dimakan, rasanya agak pahit dan sepat. (10) Daun kentut ini sering digunakan dalam beberapa makanan daerah Indonesia, termasuk nasi kentut, karena aroma dan rasanya dinilai bisa menambah cita rasa masakan. (11) Selain untuk menambah cita rasa masakan, daun kentut ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai obat. (12) Daun kentut ini merupakan karminatif.(13) Lagi pula, daun kentut juga bisa dikonsumsi sebagai obat untuk penyakit rematik, radang, batuk, encok, dan kurap. Imbuhan meng-kan pada kata mengeluarkan (kalimat 7) memiliki makna yang sama dengan imbuhan meng-kan pada kata bercetak miring dalam kalimat ...