Content text Sirah Nabawiyah Ep 1.pdf
1. PENGANTAR SIRAH NABAWIYAH Majelis ilmu adalah landasan agama kita. Maka, jangan lewatkan 1 hari pun tanpa ilmu. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu agama. Ilmu akan mendatangkan keimanan. Dan hal itu akan membawa kearah kebaikan serta menjauhi larangan. Tentu tujuannya adalah surga. Bagi siapa yang menuntut ilmu (mengajar / belajar) akan dicatat pahala haji penuh sampai ia pulang dan ia sama dengan berjihad di Jalan Allah sampai ia pulang. A. Kisah Nabi Ibrahim AS (Abul Anbiya : Bapaknya para nabi) Nabi Ibrahim AS, putra Azar, lahir di Babilonia saat kekuasaan Raja Namrud. Ibrahim lahir di sore hari menjelang malam bertepatan dengan Namrud mengatakan dirinya sebagai Tuhan. Dan ia mengabulkan keinginan semua orang. Malam nya, Namrud bermimpi bahwa kerajaannnya hancur. Lalu Ia mengumpulkan semua penasehat nya. Salah satu penasehatnya berkata bahwa akan ada anak laki - laki yang lahir malam itu dan akan menghancurkan kerajaannya. Malam itu juga, Namrud memerintahkan untuk membunuh semua anak laki-laki yag lahir malam itu. Azar, salah satu penasehat Namrud mendengar kabar itu lalu memerintahkan istrinya untuk pergi membawa anak nya yang baru saja lahir malam itu, Ibrahim. Ketika Namrud berusia 70 tahun, dan Ibrahim berusia 30 tahun. Ibrahim melihat patung di pinggir jalan dan berkata, “kenapa kamu dianggap sebagai Tuhan”. Namun patung itu tidak menjawab. Lalu dilemparlah batu ke patung tersebut, patung itu juga tidak berkata apa-apa. Kejadian yang membuat Ibrahim dinobatkan sebagai nabi adalah ketika Ibrahim melihat matahari, dia bertanya, “Apakah ini Tuhan saya ?” Lalu matahari tersebut tenggelam. “Ini bukan Tuhan saya”. Ketika dia melihat bulan, dia juga bertanya, “Apakah ini Tuhan saya ?” Lalu bulan itu juga menghilang. “Maka ini buka Tuhan saya”. Lalu Ibrahim berkata, saya menyerahkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan langit dan bumi. Lalu Allah memberikan dia wahyu melalui jibril. QS. Al-anbiya : 52-73 Ada sebuah kuil yang berisikan patung-patung kecil dan patung besar berada ditengahnya. Yang bisa masuk ke kuil itu hanya penjaga kuil. Pada hari Ibrahim dinobatkan sebagai Nabi, ia mendatangi kuil tersebut dan langsung naik ke patung dan mengajak ngobrol patung tersebut. Namun tidak ada jawaban. Lalu Ibrahim melempar sesajen ke patung itu. Tapi patung itu tetap tidak ada sahutan. Lalu Ia berkata “Hai kaumku, lihat apa yg kalian sembah, kalian yg buat patung lalu kalian meminta tolong ke patung. Yang telah menciptakan adalah Tuhan Allah yang menciptakan langit dan bumi. Saya pasti akan melakukan tipu daya terhadap patung kalian ini.