Content text 1148 - #008 Gaby - A Friend In Need.pdf
Setelah sekian lama, hari ini aku akhirnya meluangkan waktuku untuk menikmati indahnya malam dan cahaya perkotaan di dalam mobilku. Jam mobilku menunjukkan jam 22.30, hanya tinggal beberapa jam sebelum hari ini berganti. Sejak memutuskan untuk tak menjalin hubungan yang serius dan fokus untuk bersenang-senang, aku memang sudah jarang sekali berkeliling santai malam-malam seperti ini. Dan kalau bukan karna gadis disebelahku ini, aku kemungkinan besar saat ini sedang nyantai/garap tugas/berolahraga ranjang. Oh well, yang terakhir kemungkinan tetap bakal aku jalani sebentar lagi. - Aku menengok kesamping ke arah gadis di sebelahku. Parasnya yang cantik tersinari sesekali oleh lampu jalanan. Rambut panjangnya menutupi kulit di area dadanya yang terekspos oleh crop top yang ia kenakan bersama dengan outer kemeja putih. Warna putih kemejanya hampir menyerupai putih bersih kulitnya yang nampak jelas dari area pahanya yang tak tertutupi oleh mini shortsnya. Sosoknya terlihat begitu mempesona untukku. Yang jelas aku harus berterima kasih pada Cindy untuk momen ini. -
- Hanya dua minggu sebelumnya, Gaby putus dari pacarnya. Sakit hati dan kesepian, Gaby menghabiskan waktunya bersama Cindy, teman baiknya sejak dari sanggar tari Sudirman. Ya. Cindy yang sama dengan yang kutemui di Singapore. Cindy yang notabene sahabat Gaby pun mendengar curhat dan keluh kesah Gaby dengan sabar. Satu minggu berlalu dan Gaby mulai dapat move on.
Hal ini membuat Cindy dapat bernafas lega. Setidaknya demikian untuk beberapa hari hingga kemarin dimana Cindy dikejutkan oleh curhat sahabatnya ini. - Gaby mencurahkan pada Cindy bahwa saat pacaran, ia rutin ngewe dengan pacarnya, seminim-minimnya, seminggu sekali. Semenjak putus, ia tidak berhubungan badan dengan siapapun dan hal ini membuat hidupnya sulit. Hasratnya harus ia pendam tanpa tempat untuk melampiaskan membuat Gaby mudah emosi, kurang konsentrasi, dan terus berpikir tentang seks bahkan di tempat yang tak sesuai. Setelah menjatuhkan pengakuan ini, Gaby mengharapkan sahabatnya ini dapat membantunya mencari cowok yang bersih, bisa dipercaya, dan bisa memuaskannya. Sialnya, teman-teman cowok Cindy kebanyakan juga kenalan Gaby. Circle mereka kecil sehingga apabila berhembus kabar tentang hal ini, reputasi dan kehidupan sosial Gaby bakal terdampak sangat negatif. Oleh karena itu, tugas Cindy untuk mengenalkan Gaby pada seseorang yang dapat memuaskan nafsunya pasca putus cukup sulit pada awalnya. - Untungnya... beberapa minggu sebelumnya aku menggempur Cindy bersama-sama dengan Jinan dan Celine.
Hal ini membuat Cindy teringat cepat oleh sosokku yang bukan dari circle mereka, bersih, dapat dipercaya, dan sudah teruji di ranjang, bahkan oleh dirinya sendiri. Tentu saja poin terakhir Cindy sembunyikan dari Gaby. Cindy pun mengontakku cepat, menceritakan sekilas tentang situasi dan kebutuhan Gaby. Kebetulan Gaby juga tergabung di geng yang sama dengan yang Chika pinta untukku membalaskan dendamnya secara aneh. Dan lebih pasnya lagi, Gaby adalah salah satu dari beberapa targetku di geng tersebut. Jadi tentu aku menerima tawaran Cindy dengan senang hati. Alhasil, pagi hari tadi aku berkenalan dengan Gaby pagi hari ini di rumah Cindy. Menariknya, Gaby tak hanya ingin untuk berhubungan badan tapi juga menghabiskan 1 hari untuk ngedate denganku. Biar lebih intim, katanya. Proposalnya cukup menarik buatku. Mungkin ia tipe orang yang butuh adanya keintiman terlebih dahulu? Mungkin ini juga kenapa Gaby tidak asal cari ONS diluar sana? Atau mungkin ia ingin menjalin hubungan yang lebih karena yang dicarinya lebih ke FWB dan bukan ONS.