Title KAMI.007_Bukit_Kembar.pdf ✅

Semester 1. Sebuah awal mula yang baru dengan pilihan jurusannya masing-masing. Perlahan-lahan keempat sahabat mulai disibukkan dengan kuliahnya masing-masing. Secara natural jadwal mereka mulai memiliki banyak perbedaan. Walaupun demikian mereka berempat tetap rutin berkomunikasi dan bahkan menyempatkan waktu mereka seminggu sekali untuk menghabiskan satu malam bersama-sama entah untuk chilling di rumah ataupun hangout keluar. Semua ini merupakan bentuk dari kebiasaan mereka yang sudah terbangun sejak lama. - Selain bersatu dalam melakoni kebiasaan diatas, dinamika persahabatan Kathrina, Ashel, Marsha, dan Indah memiliki elemen-elemennya masing-masing. Seperti bagaimana Marsha dan Kathrina sama-sama terbuka untuk menjadi partner satu sama lain untuk bermain sesama jenis, terdapat beberapa hal serupa lainnya. Adanya satu dua hal di tingkat personal membuat mereka memiliki hubungan interpersonal yang erat di luar bersahabat dalam sebuah grup yang sama. Alhasil meski memiliki banyak perbedaan, hubungan interpersonal mereka dengan satu sama lain membuat mereka berempat dapat kompak, lekat, dan melengkapi satu sama lain. - Contoh lain dari dinamika diantara mereka berempat ada di antara Ashel dan Kathrina. Mereka berdua memiliki taste dan preference akan pria yang jauh dari selera satu sama lain. Berbedanya apa yang mereka lihat dari calon pasangan mereka ini membuat Ashel dan Kathrina sejauh ini tidak pernah menyukai orang yang sama. Jika suatu saat mereka suka dengan orang yang sama pun, sifat Kathrina dan Ashel yang sama-sama frontal membuat keduanya sama-sama yakin dan tahu bagaimana cara
bersikap, bertindak, dan mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan sejujur-jujurnya pada satu sama lain. Selera mereka yang berbeda inilah yang membuat kedekatan keduanya dapat terjalin semakin erat saat Ashel tengah terpuruk. - Semuanya bermula dari hubungan percintaan Ashel dengan Raffi yang lambat laun semakin jelas arahnya. Dilandasi oleh birahi dan nafsu belaka, api asmara Ashel dan Raffi dengan cepat sama-sama terbakar habis. Hal yang membuat mereka berhubungan secara romantis, seks, lambat laun tidak lagi terasa exciting dan menarik. Nafsu mereka terhadap satu sama lain mulai meredup dengan semakin sedikit misteri dan semakin banyak hal yang mereka sudah ketahui tentang tubuh satu sama lain. Dimulai dengan seks yang mulai terasa membosankan untuk mereka berdua. Kemudian berlanjut ke menyadari hal-hal yang mereka tak sukai dari satu sama lain yang sebelumnya dibutakan oleh birahi mereka berdua. Tanpa adanya nafsu yang membara dalam waktu singkat keduanya lantas menyadari perbedaan karakter, nilai, dan tujuan dalam hidup mereka masing-masing. Satu hal ke hal lainnya, hubungan Ashel dengan Raffi pun kandas. - Berakhirnya hubungan Ashel dengan Raffi tidak sekedar meninggalkan luka dan kenangan untuk Ashel. Hubungan mereka yang dibangun diatas nafsu sudah membuat Ashel mengetahui dan merasakan sendiri nikmatnya bercinta. Tidak hanya terlanjur mengetahui dan merasakan sendiri enaknya bersenggama, Ashel juga sudah terbiasa untuk melampiaskan hasrat dan birahinya dengan Raffi.
Perlahan-lahan di akhir hubungannya, dirinya pun semakin jarang berhubungan badan dengan Raffi. Hal tersebut cukup untuk membuat pikiran Ashel mulai resah yang untungnya terobati melalui beberapa sesi senggama terakhirnya sebagai pacar Raffi. Meredupnya api asmara di antara mereka berdua membuat seks yang ia jalani dengan Raffi tidak lagi terasa senikmat dan se-exciting itu. Namun tetap saja apa yang ia lakukan dengan Raffi setidaknya memberi wadah untuknya meluapkan hasrat dan birahinya. Oleh sebab itu saat Ashel putus dan beberapa minggu berlalu, hasrat dan birahi Ashel yang tak terlampiaskan pun mulai berdampak ke banyak aspek di kehidupan sehari-harinya. Konsentrasinya terdampak. Moodnya terdampak. Emosinya terdampak. Studinya terdampak. Hubungannya dengan orang lain pun juga terdampak. Di saat itulah Kathrina memberi pertolongan pertama melalui sebuah ajakan “double date”. - Berbeda dengan Ashel, Kathrina mengetahui dan merasakan nikmatnya bersenggama dari Fabian, teman kakaknya, tanpa menjalin hubungan romantis di antara mereka. Murni akan nafsu dan birahi. Melalui Fabian jugalah Kathrina dibuat kecanduan bersenggama, sebuah cerita untuk kemudian hari. Yang jelas berkat ulah Fabian, Kathrina tidak bisa jauh-jauh dari seks dan mengetahui bahwa ia tak perlu menjalin hubungan dengan lawan jenisnya untuk memenuhi kebutuhannya.
Berkat itu Kathrina pun dapat gonta-ganti pasangan, mencoba sana sini sesuka hatinya dengan tentunya menaruh keselamatan dirinya sebagai prioritas di dalam setiap ajakan tidurnya. - Walau tidak menjalin hubungan apapun dengan teman-teman ranjangnya, Kathrina menghormati betul Ashel dan Indah yang memiliki pacar. Komitmen yang dijalani oleh Ashel dan Indah itu keren di matanya. Oleh sebab itu meski ia tahu bahwa Ashel memiliki birahi yang tinggi dari cerita sang gadis langsung kepada dirinya, ia tidak berbuat apa-apa saat Ashel masih pacaran dengan Raffi. Kathrina baru bertindak saat Ashel sudah putus dan mengaku kepadanya, Marsha, dan kak Indah mengenai kebutuhannya akan tempat untuk meluapkan hasratnya. Begitu mengetahui bahwa punca masalah Ashel adalah kebutuhannya yang tak terpenuhi, Kathrina yang biasa gonta-ganti pasangan, tidur dan memenuhi kebutuhannya tanpa menjalin hubungan pun mengajak sahabatnya itu untuk pergi dan kencan bersamanya dan bersama dua orang pria lain kenalannya. - Kencan bukan sembarang kencan namun kencan dalam tanda kutip. Itulah yang Kathrina usulkan pada Ashel dan itulah yang diterima oleh Ashel. Sejak saat itu, mata Ashel pun terbuka bahwa seks tidak perlu berasaskan cinta dan bisa berasaskan nafsu belaka. Dunianya terbuka saat ia tahu bahwa ia tidak perlu menjalani sebuah hubungan untuk bercinta dengan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak ia pergi “double date”, semakin jelas keunggulan dari apa yang ia jalani di saat ini di mata Ashel. Semakin yakin pula Ashel untuk mengikuti jejak Kathrina untuk tidak menjalin sebuah hubungan romantis dan bercinta dengan satu orang saja.